Kolam pemijahan tidak bisa dan tidak mungkin menjadi satu dengan kolam taman. Kolam pemijahan harus mempunyai pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air tersendiri. Selain itu, seluruh kolam harus diplester dan bisa dikeringkan dengan sempur-na. Luas kolam pemijahan bisa bervariasi, mulai dari 3-6 m2 dengan kedalaman kolam 0,5 m. Lokasi kolam harus cukup mendapatkan sinar matahari, tidak terlalu ribut, jika mungkin terlindung dari jangkauan anak-anak dan binatang piaraan lainnya.
Jika mungkin, sediakan juga kolam penetasan telur dan tempat perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa persegi panjang atau bulat. Bila kolam bulat, usahakan diameternya antara 1,5—2 m. Satu kolam lagi jika ada, yaitu kolam untuk me-numbuhkan makanan alami yang dipakai untuk mensuplai makanan benih jika kuning telurnya telah habis. Kedalaman kolam sekitar 30 cm. Luas kolam antara 6—10 m2, cukup memadai.
Bagi mereka yang mempunyai uang cukup, bisa melapisi kolam-kolamnya dengan bahan vinil, yaitu bahan yang biasa untuk membuat bak fiberglass. Dengan lapisan bahan ini, kolam-kolam tersebut lebih terjamin kebersihannya dan efek dari semen atau bahan lain bisa dihilangkan. Jika bahan ini di-anggap terlalu mahal, cukup disediakan kolam semen yang sudah lama.
Bagaimana kalau tidak bisa disediakan ketiga kolam tersebut? Jika kita tetap nekat ingin memi-jahkan memang masih tersedia jalan. Jalan lain yang mengandung risiko terlalu berat harus ditempuh, jika kita hanya mempunyai kolam pemijahan. Tentunya dengan mengambil langkah-langkah jitu agar kolam tersebut bisa dipakai untuk berbagai keperlu-an.
0 komentar:
Posting Komentar