This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 21 Oktober 2011

Euthanasia - Obat dan Dosis

Euthanasia

Dalam memelihara ikan hias, ada kalanya kita dihadapkan pada suatu pilihan yang sulit, khususnya pada saat ikan kesayangan tersebut menderita suatu penyakit atau mengalami luka-luka yang parah. Keputusan untuk menentukan apakah harus mencoba mengakhiri penderitaan ikan tersebut (Euthanasia) atau mencoba menyembuhkannya merupakan hal yang sangat sulit, apalagi bila selama ini sudah terjalin keakraban antara pemilik dan ikan kesayangannya. Jika tindakan euthannasia diperlukan berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan..

Cara Euthanasia yang Dianjurkan


Perlu diingat bahwa ikan mempunyai rasa sakit dan stress, oleh karena itu, euthanasia perlu dilakukan secara manusiawi. Beberapa cara yang biasa dilakukan adalah:
Konkusi : Pada cara ini tubuh ikan dibungkus dengan kain tetapi kepalanya dibiarkan terbuka. Kemudian kepala ikan tersebut dipukulkan pada benda keras, sekeras mungkin. Bisa juga dilakukan dengan cara memukul kepala ikan tersebut dengan benda keras. Pastikan bahwa otak ikan tersebut telah rusak, kalau tidak, terdapat kemungkinkan ikan akan sadar kembali. Untuk memastikannya anda bisa gunakan gunting atau pisau untuk merusakkan otaknya.
Dekapitasi: Untuk ikan-ikan berukuran kecil, kepala ikan dapat dipisahkan dengan cepat menggunakan pisau atau gunting yang sangat tajam. Selanjutnya otak ikan tersebut segera dihancurkan. Ikan masih dapat tersadar selama beberapa saat setelah kepalanya terpisah, oleh karena itu, tindakan penghancuran otak ini diperlukan.
Pembiuasan overdosis: Cara ini termasuk sesuai untuk berbagai jenis ukuran ikan. Selain itu juga sesuai untuk melakukan Euthanasia bersama-sama pada ikan yang mengalami sakit secara masal. Caranya adalah dengan merendam ikan pada larutan obat bius ikan pada konsentrasi berlebih dan dalam waktu relatif lama.
Cara Euthanasia yang Tidak Dianjurkan:

  • Memasukan ikan kedalam lobang WC hidup-hidup dan menggelontornya dengan air
  • Mengeluarkan ikan dari dalam air, kemudian membiarkannya sampai mati.
  • Memasukkan ikan pada air mendidih.
  • Memasukkan ikan pada ari dingin (es)
  • Mendinginkan ikan secara perlahan-lahan
  • Mematahkan leher ikan tanpa diikuti dengan pengrusakan otak
Setelah melakukan Euthanasia, kuburlah ikan tersebut di tempat yang aman, agar tidak menimbulkan penularan yang tidak diperlukan. Jangan berikan ikan sakit tersebut sebagai pakan pada ikan lainya untuk menghindari penularan dan penyebaran penyakit pada ikan lainnya. Apabila akan diberikan sebagai pakan pada binatang lain, pastikan jenis penyakitnya tidak akan menulari binatang lain tersebut.

Bentuk Badan Yg Bagus Untuk Koi

Bentuk badannya bisa dilihat saat koi berenang, karena bentuk badan yang sempurna akan berpengaruh langsung pada gaya berenangnya. Demikian pula Sebaliknya. Walaupun seekor koi mempunyai corak warna yang sangat indah dan montok, tapi Jika sirip-nya tidak lengkap, koi tersebut dinilai jelek. Walaupun tidak mutlak, Sebaiknya kedua sisi badannya simetris. Dan harus diingat, seekor induk betina yang sedang "mengandung" perutnya lebih buncit. Ini Jangan disalahartikan bahwa ikan koi tersebut perutnya tidak normal. Harus diingat pula, ada dua bentuk badan yang abnormal yaitu: cacat dan kurang makan. Jika seekor koi tak bersirip atau mata-nya hilang sebelah, jelas koi tersebut cacat dan Jangan sekali-kali dipilih kendati dijual murah. Namun Jika ada koi berperut buncit di salah satu sisi badannya, atau ada sebuah rongga kecil pada kepalanya, kalau kita berminat koi seperti itu boleh diambil, dengan harga miring tentu!
Secara rinci, bentuk badan yang harus diperhatikan adalah seperti berikut:
1. Garis punggung lurus dan punggung melengkung wajar
Jika kita perhatikan dari atas, garis punggung koi harus terlihat lurus dan ketika mereka bergerak meliuk punggungnya melengkung dengan wajar. Jika dilihat dari samping, maka garis sebelah atas badannya dan bawah badannya membentuk lengkung yang wajar. Artinya, sebelah atas badannya tidak boleh terlalu melengkung, tapi sebelah bawah juga Jangan sampai membentuk garis lurus. Koi yang ketika berenang membentuk lengkungan yang tajam pada badannya sendiri tidak pantas untuk dipilih.
2. Sirip tumbuh sempurna dan cantik
Sirip yang cantik dan besarnya sesuai dengan badannya, menjadikan koi tampak cantik. Yang paling penting di antara semua sirip adalah sirip dada. Sirip ini tidak boleh cacat karena penyakit atau cacat bawaan. Beberapa koi yang karena keku-rangan makan biasanya mempunyai sirip yang kerdil (kecil).
Sirip ekor dan sirip punggung koi sering ditemu-kan cacat. Begitu pula halnya dengan sirip perut atau sirip anal. Usahakan memilih koi yang mempunyai bentuk sirip sempurna.
3. Kepala berbentuk sempurna
Beberapa wajah koi enak dilihat, tapi beberapa lagi tidak. Ada koi yang mempunyai hidung bersan-dar ke depan, dan sebagian lagi ada yang mancung. Bentuk hidung koi ini, kendati berbeda, keduanya dianggap kurang bagus. Yang bagus adalah koi dengan bentuk hidung yang wajar, tidak terlalu menonjol, tapi juga tidak tenggelam dalam timbun-an daging.
Cacat rahang paling menentukan. Boleh jadi cacat ini disebabkan oleh penyakit gill root (akar insang) yang menyerang koi ketika masih kecil. Cacat yang disebabkannya sangat besar pengaruhnya terhadap penilaian koi. Kepala koi menjadi besar dan lebar, dan sangat tidak enak dipandang. Penyakit ini memang mempengaruhi bentuk mulut dan insang. Antara mata, mulut, dan rahang harus sama bagusnya dan membentuk suatu bangunan yang serasi dan sempurna.
4. Perbandingannya serasi
Perbandingan antara panjang, lebar, dan tinggi merupakan kunci bagus tidaknya koi. Yang dimak-sudkan di sini adalah angka paling besar antara perbandingan panjang badan dan tinggi adalah satu. Itu yang paling bagus. Namun pada umumnya angka rasio ini berkisar antara 1-2,6 hingga 1-3,0 dan biasanya angka ini sudah cukup memadai.

Kolam Yg Baik Untuk Koi

Ikan koi memang ikan pajangan di kolam taman. Jika koki mungkin merajai akuarium, maka koi mungkin raja ikan hias dalam kolam taman. Ibarat pohon raksasa, koi memang lebih pantas me-nempati kolam taman yang luas dibandingkan kerabatnya koki yang bagaikan pohon bonsai lebih pantas dalam akuarium. Tentang hal ini seorang pengusaha ikan koi di daerah Jawa Barat pernah ber-komentar; Jika koi ditempatkan dalam akuarium maka yang bisa dinikmati hanyalah tubuh bagian samping saja, sedangkan kecantikan koi yang justru lebih banyak di bagian atas tubuhnya malah tidak tampak. Dengan menempatkan mereka dalam kolam taman, kita leluasa menikmati keelokan tubuhnya bukan saja bagian atas tapi juga keseluruhan tubuhnya.
Untuk bisa menikmati koi dalam kolam taman, harus kita siapkan kolam yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan koi. Artinya, kolam yang mesti kita sediakan selain memenuhi syarat teknis, juga secara estetis bisa dinikmati.

Semula orang menyangka sulit mempunyai kolam koi, karena dalam pikirannya terbayang ke-butuhan lahan yang hams cukup luas. Untuk kolam koi memang secara teknis menghendaki lahan yang luas, tapi Jika lahan tersebut tidak mungkin diusaha-kan, tentu saja masih tersedia kesempatan bagi kita yang lain untuk memenuhi keinginan kita memiliki kolam koi.
Dalam kehidupan keluarga modern kebutuhan rekreasi ditempatkan sejajar dengan kebutuhan lain-nya  seperti  sandang,  pangan dan  papan. Kolam untuk koi tidak jarang menjadi bagian dalam deko-rasi sebuah taman yang rekreatif. Artinya bahwa kolam untuk koi tidak sekedar hadir untuk tempat tinggal koi, tanpa memanjakan mata yang melihat-nya, tapi kehadiran kolam koi dalam sebuah taman harus menyatu dengan taman itu secara keseluruh-an. Dengan demikian, tembok yang membatasi air bukan menjadi pembatas dengan lingkungannya yang merupakan tanaman, melainkan justru menjadi pengikat  antara  kedua  media  yang hadir dalam taman tersebut. Berdasarkan patokan tersebut, ben-tuk kolam taman untuk koi nantinya tidak kaku dan formal, melainkan elastis dan dapat lebur dengan lingkungan kolam secara keseluruhan.

Penyakit Ikan Koi - Busuk Sirip / Ekor (Fin/Tail Rot)

Busuk sirip atau busuk ekor merupakan fenomena terjadinya proses pembusukan atau kerusakan pada sirip atau ekor ikan. Hal ini biasanya diawali dengan munculnya garis putih kelabu disepanjang sirip yang terinfeksi, kemudian dilanjutkan dengan tercabik-cabiknya bagian membran halus sirip yang dimulai dari bagian tepi sirip/ekor. Daerah pembusukan biasanya akan memerah dan memar. Pelebaran pembuluh darah pada sirip, yang ditandai dengan munculnya garis-garis merah tegas pada sirip (Gambar 1) sering merupakan pertanda akan terjadinya busuk sirip.
Busuk sirip kadang-kadang muncul bersamaan dengan terjadinya serangan penyakit lain seperti serangan busuk mulut. Atau dapat juga disertai dengan serangan penyakit sekunder berupa serangan jamur. Dalam kasus ini busuk sirip bisa disertai dengan gejala munculnya penampakan seperti kapas di bagian yang membusuk.

Penyebab

Berbagai hal bisa menjadi pemicu terjadinya busuk sirip, meskipun demikian bakteri merupakan penyebab utamanya. Berbagai jenis bakteri diketahui erat kaitannya dengan busuk sirip, seperti: aeromonas, pseudomonas, dan flexibacter. Bakteri-bakteri tersebut secara alamiah merupakan bagian dari fauna akuatik, sehingga secara umum bisa dijumpai dalam lingkungan akuarium. Mereka menjadi patogen bila kehadirannya menjadi berlipatganda karena sesuatu hal atau mereka manjadi lebih kuat. Beberapa kondisi pemicu busuk sirip diantaranya: Melemahnya daya tahan tubuh ikan, kerusakan fisik sirip, dan serangan bakteri sistemik.
Daya tahan tubuh ikan yang melemah sebagai akibat memburuknya kondisi lingkungan merupakan gejala umum pemicu busuk sirip. Kondisi demikian memungkinkan terjadinya serangan bakteri penyebab busuk sirip.
Sirip terluka atau rusak karena sebab fisik dapat menjadi tempat serangan bakteri busuk sirip. Kerusakan mekanik dapat terjadi seperti pada saat dijaring, berkelahi, atau bergesekan dengan dekorasi dasar akuarium atau dekorasi lainnya.
Serangan bakteri sistemik parah sering pula disertai dengan timbulnya busuk sirip atau ekor.
Pencegahan dan Pengobatan

Munculnya busuk sirip atau busuk ekor selalu disertai dengan gejala fisik yang mudah dikenali. Gejala ini bisa timbul beberapa hari sebelum pembusukan terjadi. Oleh karena itu hobiis akan memiliki waktu cukup untuk mengenali gejala tersebut sebelum sirip mulai membusuk.

Pengobatan dengan perendaman menggunakan garam bagi ikan-ikan yang toleran terhadap garam atau dengan menggunakan phenoxyethanol sering efektif dalam mengatasi infeksi bakteri dan juga serangan sekunder seperti jamur. Gentian violet dapat juga digunakan terutama bila pengobatan dengan bahan lain dirasakan kurang efektif.
Untuk mempercepat pemulihan sirip atau ekor yang membusuk, kondisi lingkungan yang optimum harus dijaga sebaik mungkin. Bila penyebab serangan busuk sirip ini adalah kondisi lingkungan yang buruk, maka perbaikan kondisi tersebut harus terlebih dahulu dilakukan sebelum treatmen lain dilakukan.
Sumber : O-FISH